Rabu, 18 November 2009

Motivasi dan Teori-Teori Motivasi

MOTIVASI

MOTIVASI

DAN TEORI-TEORI MOTIVASI


Pernahkah anda berpikir mengapa anda melakukan sesuatu? Apa yang membuat anda melakukannya? Contohnya Seorang pengendara becak yang mengayuh becaknya menarik penumpang yang gemuk-gemuk dipanas matahari dan dijalan menanjak, atau kenapa kita masuk kelas pada saat ini?

Apapun yang dilakukan manusia penting atau kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko selalu ada motivasinya. Dalam soal belajarpun motivasi itu sangat penting, motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Setiap orang pasti mempunyai motivasi ketika dia belajar, dan seiap orang mempunyai motivasi yang berbeda.

Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang sebelumnya tak terduga. Pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang komplek didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Goal (tujuan) sendiri adalah sesuatu yang membatasi tingkah laku organisme itu sendiri.


1. Pengertian dan Klasifikasi Motivasi

A. Pengertian

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar kata-kata “Motivasi”. Apa sebenarnya Motivasi itu?

Motivasi berasal dari “Motif”, motif adalah daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiap-siagaan). Sedangkan “ Motivasi” adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan / dihayati. (Winkel, 1983).

Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak atau melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah “ pendorongan” suatu usaha yang didasariuntuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya


B. Klasifikasi Motivasi

1. Sartain

Sartain membagi motif menjadi dua golongan sebagai berikut :

  1. Physiological drive

Ialah dorongan-dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/ jasmani seperti lapar, haus, kebutuhan seks.

  1. Social Motives

Ialah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat. Seperti dorongan untuk berbuat baik, dorongan estetis dan sebagainya.

2. Woodworth

Woodworth mengklasifikasikan motif menjadi :

  1. Unlearned motives

Motif-motif pokok yang tidak dipelajari, motif ini timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan atau kebutuhan dalam tubuh, seperti lapar, haus yang semuanya itu menimbulkan dorongan dalam diri untuk minta supaya dipenuhi.

  1. Learned motives

Motif-motif yang dipelajari, motif akan berkembang melalui kematangan, latihan dan melalui belajar.

Menurut Woodworth melalui latihan dan kehidupan sehari-hari maka unlearned motif pada seseorang akan berkembang.

Woodworth juga mengklasifikasikan menjadi tiga golongan lain

  1. Kebutuhan-kebutuhan Organis

Yakni motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh (kebutuhan-kebutuhan organis).

  1. Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives)

Motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari kita. Dalam hal ini motivasi yang timbul bukan atas kemauan kita tetapi karena perangsang dari luar yang menarik kita.

  1. Motif Obyektif

Ialah moif yang diarahkan / ditujukan kesuatu obyek atau tujuan tertentu disekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita (kita menyadarinya).


  1. Motif-motif itu dapat pula dibagi menjadi :

  1. Motif Intrinsik

Motivasi yang didalam aktivitasnya dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan tujuannya. Dorongan itu timbul dari suatu kebutuhan, dan berasal dari dalam diri. Motivasi intrinsic sifatnya lama dan lebih efektif.

  1. Motif Ekstrinsik

Motivasi yang didalam aktivitasnya dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan tujuan itu sendiri. Dorongan timbul dari luar dan sifatnya seringkali sementara dan kurang efektif.



2. FUNGSI DAN TUJUAN MOTIVASI

Setiap Motif itu berkaitan erat dengan suatu tujuan, suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi ang bersangkutan makin kuat pula motifnya. Jadi motif itu sngat berguna bagi tindakan/ perbuatan seseorang.

Fungsi dari motif itu adalah :

  1. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat / bertindak.

Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

  1. Motif untuk menentukan arah perbuatan.

Yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

  1. Motif itu menyeleksi perbuatan kita.

Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yangvharus dilakukan, yang serasi, guna mencapi tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.


Sedangkan Tujuan dari motivasi adalah :

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.


3. TEORI MOTIVASI

Beberapa teori motivasi yang kita bicarakan antara lain:

      1. Teori Hedonisme

Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran didalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme , manusia pada hakekatnya adalah makluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternative pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan daripada mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan dan sebagainya.

Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan dan suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenanan.


B. Teori Naluri

Manusia mempunyai 3 naluri pokok

  1. Naluri mempertahankan diri

  2. Naluri mengembangkan diri

  3. Naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis

Kebiasaan –kebiasaan ataupun tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini , untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.


C. Teori Reaksi yang Di Pelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan ditempat ia hidup dan dibesarkan.. Oleh karena itu teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan.

Pada dasarnya setiap orang yang berasal dari latar belakang dan budaya yang berebeda akan berbeda pula cara menanggapi suatu masalah dan bereaksi terhadap sesuatu.

D. Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.


E. Teori Kebutuhan

Teori yang sekarang banyak di anut orang dalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusian pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

Sejalan dengan ini terdapat teori kebutuhan yang sangat berkaitan dengan kegiatan motivasi.


Teori Abraham maslow

Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhanpokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia.

  1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primerdan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan , sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks.

  1. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dsb.

  2. Kebutuhan Sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi , diakui sebagai anggota kelompok dsb.

  3. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dsb.

  4. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( Self actualization) seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan secara maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri.

Tingkatan atau hierarki kebutuhan Maslow ini tidak dimaksud sebagai kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan kerangka acuan yang dapat digunakan sewaktu-waktu bilamana diperlukan untuk memprakirakan tingkat kebutuhan mana yang mendorong seseorang- yang akan dimotivasi-bertindak melakukan sesuatu.

Perlu kita ingat kalau kebutuhan setiap orang tidak selalu mengikuti urutan kelima tingkatan maslow karena proses kehidupan manusia itu berbeda-beda.

F. Penguatan

Penguatan merupakan hal yang mempengaruhi orang melakukan sesuatu. Namun teori penguatan ini kurang memberikan penjelasan yang memadai dalam hal motivasi, karena motivasi manusia bersifat sangat komplek dan terikat pada konteks.

Pada binatang yang sangat lapar, kita dapat memprediksi bahwa makanan akan menjadi tindakan penguatan yang efektif. Sedangkan pada manusia, bahkan orang yang sangat laparpun , kita tidak dapat merasa yakin apa yang akan menjadi tindakan yang efektif, karena tindakan penguatan ini juga ditentukan oleh factor-faktor pribadi dan situasi.


G. Nilai

Nilai motivasi suatu insentif tidak dapat di asumsikan, karena hal itu dapat bergantung pada banyak factor (Chance, 1992; Strong, Silver & Robinson, 1995). Ketika guru berkata, “ Saya ingin anda semua menyerahkan laporan tepat pada waktunya, karena hal itu akan mempengaruhi nilai ang anda dapatkan.” Guru tersebut mungkin berasumsi bahwa nilai merupakan suatu insentif yang efektif bagi kebanyakan siswa. Namun beberapa sisiwa mungkin tidak peduli dengan nilai, barangkali hal itu di akibatkan karena orangtua mereka tidak peduli atau karena ia pernah mengalami kegagalan di sekolah sehingga ia menganggap nilai itu tidak penting.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terkadang nilai (atau suatu penghargaan) dapat menjadi motivasi yang efektif namun bisa juga sebaliknya. Karena diluar itu semua terdapat latar belakang yng membuat orang mempunya dasar dalam melihat sebuah nilai atau penghargaan tersebut.

Kesimpulan

Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang. Ia menyangkut soal mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuannya sehingga ia berbuat demikian. Untuk mencari jawabannya kita harus mencari pada apa yang mendorongnya (dari dalam) dan atau pada perangsang atau stimulus (factor luar) yng menariknya untuk melakukan perbuatan itu.

Motivasi sangat dibutuhkan oleh semua orang demi kehidupannya dan demi tujuan-tujuan hidupnya. Motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.

Banyak teori yang berhubungan dengan motivasi, dari teori-teori itu dijelaskan bahwa manusia melakukan sesuatu karena suatu alasan misalnya karena kebutuhan, kecenderungan manusia untuk mendapat kesenangan, karena naluri, budaya dansebagainya yang secara langsung atau tidak langsung menjadi sebuah motivasi untuk melakukannnya dan demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi harus ditanamkan dan dikembangkan secara tepat demi tercapainya tujuan-tujuan atau cita-cita untuk kehidupan yang lebih baik



By : Rista Purnamasari

Dancers_opium@yahoo.com








Tidak ada komentar:

Posting Komentar